BERIKUT BEBERAPA FESTIVAL YANG ADA DI KOTA MALANG GAN
CEKIDOT PENGUNJUNG SETIA assassin-neoming :D
Festivl Kendedes 2012




Kenduri Wulandari Kampung Celaket

Rebut The Most Improved Travel Club Tourism Award
Sumber : http://www.malang-post.com

MALANG-Penghargaan pariwisata kembali disabet Kota Malang. Kali ini, kota pendidikan ini meraih The Most Improved Travel Club Tourism Award. Penghargaan dari Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu diterima Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Wahyuni di Jakarta, pekan kemarin.
“Penghargaan ini merupakan penghargaan dibidang pengembangan pariwisata terutama inovasi kreatif Pemkot Malang dalam mengembangkan sektor pariwisata,” jelas Ida Ayu Wahyuni.
Ia mengatakan, Kota Malang mendapat penghargaan ini karena memenuhi sejumlah kriteria penilaian. Diantaranya dari sisi anggaran, promosi, pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata dan tenaga kerja yang diserap.
“Kriteria lain yang dipenuhi yakni pembuatan media promosi pariwisata melibatkan stakeholder pariwisata. Ini merupakan bentuk partisipasi yang konkret untuk memajukan pariwisata,” paparnya.
Tidak semua daerah menerima penghargaan tersebut. Dari Jawa Timur hanya tiga daerah saja yang mendapat The Most Improved Travel Club Tourism Award. Selain Kota Malang, tercatat Kabupaten Malang dan Kabupaten Banyuwangi.
Lebih lanjut Ida Ayu mengatakan, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Malang dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Partisipasi masyarkat pariwisata ini berasal dari berbagai kalangan.
Khusus pariwisata, kini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mulai membidik para pengemudi angkutan pariwisata dan angkutan umum. Kepada para pengemudi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan pendidikan sadar wisata.
Para pengemudi diajarkan tata cara menyambut wisatawan yang berkunjung tanpa guide. Dari peran pengemudi inilah wisatawan bisa semakin betah dan nyaman di Kota Malang karena mendapat layanan yang baik dan nyaman.
“Untuk memajukan pariwisata harus dilakukan secara bersama dan saling sinergi dengan semua pihak. Terutama kalangan pengelola wisata, hotel dan biro perjalanan wisata yang ada di Kota Malang,” pungkasnya. (van)
Last Updated on Thursday, 04 October 2012 09:10

MALANG-Penghargaan pariwisata kembali disabet Kota Malang. Kali ini, kota pendidikan ini meraih The Most Improved Travel Club Tourism Award. Penghargaan dari Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu diterima Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Wahyuni di Jakarta, pekan kemarin.
“Penghargaan ini merupakan penghargaan dibidang pengembangan pariwisata terutama inovasi kreatif Pemkot Malang dalam mengembangkan sektor pariwisata,” jelas Ida Ayu Wahyuni.
Ia mengatakan, Kota Malang mendapat penghargaan ini karena memenuhi sejumlah kriteria penilaian. Diantaranya dari sisi anggaran, promosi, pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata dan tenaga kerja yang diserap.
“Kriteria lain yang dipenuhi yakni pembuatan media promosi pariwisata melibatkan stakeholder pariwisata. Ini merupakan bentuk partisipasi yang konkret untuk memajukan pariwisata,” paparnya.
Tidak semua daerah menerima penghargaan tersebut. Dari Jawa Timur hanya tiga daerah saja yang mendapat The Most Improved Travel Club Tourism Award. Selain Kota Malang, tercatat Kabupaten Malang dan Kabupaten Banyuwangi.
Lebih lanjut Ida Ayu mengatakan, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Malang dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Partisipasi masyarkat pariwisata ini berasal dari berbagai kalangan.
Khusus pariwisata, kini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mulai membidik para pengemudi angkutan pariwisata dan angkutan umum. Kepada para pengemudi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan pendidikan sadar wisata.
Para pengemudi diajarkan tata cara menyambut wisatawan yang berkunjung tanpa guide. Dari peran pengemudi inilah wisatawan bisa semakin betah dan nyaman di Kota Malang karena mendapat layanan yang baik dan nyaman.
“Untuk memajukan pariwisata harus dilakukan secara bersama dan saling sinergi dengan semua pihak. Terutama kalangan pengelola wisata, hotel dan biro perjalanan wisata yang ada di Kota Malang,” pungkasnya. (van)
“Sang Kumbokarno” Kesetiaan dan cinta kepada negara
Sumber : http://www.mpr.go.id

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk mensosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada seluruh rakyat Indonesia. Di Kota Malang sosialisasi empat pilar kebangsaan yakni NKRI, Pancasila 1 Juni 1945, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika dikemas dalam pagelaran seni budaya wayang kulit, Sabtu (22/9) malam besok. Mengambil lakon Brubuh Ngalengka, pagelaran wayang kulit ini digelar di Jalan Trunojoyo depan Stasiun Kota Baru, dengan dalang Ki Ardi Poerbo Antono.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menggelar Sosialisasi 4 Pilar lewat pertunjukan wayang di Halaman Stasiun Kota Baru Kota Malang. Pertunjukan wayang kulit dalam rangka Sosialisasi 4 Pilar, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, itu mampu menyedot perhatian masyarakat Kota malang dan kabupaten sekitarnya. Halaman stasiun tidak hanya penuh dengan penonton, yang datang dengan menggunakan mobil atau sepeda motor bahkan ada yang naik sepeda, tetapi juga penuh dengan penjual makanan dan penjual mainan anak-anak.
Untuk memasuki panggung pagelaran wayang kulit harus melalui kerumunan warga yang sudah menyemut di sekitar panggung. Warga malang antusias untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang yang digelar sabtu malam ini (22/9) dihadiri ratusan undangan dari Muspida, masyarakat pewayangan, komunitas pencinta wayang, Guru-guru dan undangan lain.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid didampingi Wakil Walikota Malang dan beberapa anggota MPR RI memasuki tempat berlangsungnya pagelaran wayang kulit. Tampak hadir anggota MPR di antaranya Agus Bastian (Fraksi Partai Demokrat), Djuwarto (Fraksi Partai PDIP), Oelfah A. Syahrullah Harmanto (Fraksi Partai Golkar), Memed Sosiawan (Fraksi PKS), Martin Hutabarat (Fraksi Partai Gerindra), Djamal Aziz (Fraksi Partai Hanura) dan Muhammad Afnan Hadikusumo (Kelompok Anggota DPD).
Diawali dengan sambutan walikota yang dibacakan Wakil Walikota Malang Bambang Priyo Utomo mengatakan dengan digelarnya seni tradisional wayang kulit ini berarti kita juga peduli terhadap pelestarian kekayaan seni budaya bangsa dan lebih dari itu membentengi budaya bangsa dari serbuan budaya asing.
Kegiatan Sosialisasi yang dikemas dalam bentuk wayang kulit ini diharapkan bisa menjadi asas dan rambu-rambu dalam menyelesaikan segala permasalahan bangsa. Melalui acara ini dapat mempertajam pemahaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara ditengah percaturan kehidupan global, untuk nantinya dapat diImplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ujarnya.
Dilanjutkan dengan sambutan dari wakil Ketua MPR RI Ahmad farhan Hamid dan sekaligus membuka acara secara resmi mengatakan “kita telah mengenal kebudayaan wayang sebagai kebudayaan nasional yang diwariskan dari nenek moyang bangsa indonesia” wayang merupakan karya adiluhung sebagai hasil dari proses asimilasi dan akulturasi peradaban nenek moyang.
Cerita yang ada didalam pewayangan memiliki nilai luhur dan ajaran moral yang dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat sekaligus mengokohkan kepribadian kita sebagai bangsa indonesia. Pagelaran wayang dengan judul “Sang Kumbokarno” ini memberikan pemaknaan nilai-nilai akan pentingnya arti kesetiaan dan cinta kepada bangsa dan negara yang besar dengan keberagamannya. Uangkapnya
Lebih lanjut dikatakan sikap setia dan cinta kepada bangsa dan negara adalah modal penting bagi terwujudnya kemajuan negara ke arah yang lebih baik, yaitu negara yang kuat dalam ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Pagelaran wayang kulit dimulai dengan penyerahan secara resmi tokoh wayang oleh Ahmad Farhan Hamid kepada dalang Ki Ardhi Poerbo Antono. Lakon “Sang Kumbokarno” ini menceritakan perang besar antara Raja Dasamuka dengan Ramawijaya, Raja Dasamuka yang enggan menyerahkan Dewi Shinta (Istri Ramawijaya) yang sebelumnya sengaja diculik menjadi penyebab terjadinya perang besar di negara Alengka. Raja Ramawijaya yang ikut serta dalam peperangan dengan gigih berupaya merebut kembali istrinya dan hal itu membuta Raja Dasamuka kewalahan.
Untuk menghadapi kesaktian Raja Ramawijaya, Dasamuka meminta bantuan Kumbokarno yang sangat sakti. Pada mulanya Kumbokarno menolak perintah Raja Dasamuka, karena ia mengetahui perilaku Dasamuka yang telah menculik Dewi Shinta adalah suatu kesalahan. Namun karena kesetiaan dan cintanya kepada bangsa dan negara, perintah Dasamuka pun dituruti. Adu kesaktian antara Kumbokarno dan Raja Ramawijaya pun terjadi, namun kesaktian Raja Ramawijaya tidak dapat dikalahkan Kumbokarno, ia pun tewas ditangan Raja Ramawijaya dan peperangan pun berakhir.
Last Updated on Thursday, 04 October 2012 09:20

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk mensosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada seluruh rakyat Indonesia. Di Kota Malang sosialisasi empat pilar kebangsaan yakni NKRI, Pancasila 1 Juni 1945, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika dikemas dalam pagelaran seni budaya wayang kulit, Sabtu (22/9) malam besok. Mengambil lakon Brubuh Ngalengka, pagelaran wayang kulit ini digelar di Jalan Trunojoyo depan Stasiun Kota Baru, dengan dalang Ki Ardi Poerbo Antono.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menggelar Sosialisasi 4 Pilar lewat pertunjukan wayang di Halaman Stasiun Kota Baru Kota Malang. Pertunjukan wayang kulit dalam rangka Sosialisasi 4 Pilar, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, itu mampu menyedot perhatian masyarakat Kota malang dan kabupaten sekitarnya. Halaman stasiun tidak hanya penuh dengan penonton, yang datang dengan menggunakan mobil atau sepeda motor bahkan ada yang naik sepeda, tetapi juga penuh dengan penjual makanan dan penjual mainan anak-anak.
Untuk memasuki panggung pagelaran wayang kulit harus melalui kerumunan warga yang sudah menyemut di sekitar panggung. Warga malang antusias untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang yang digelar sabtu malam ini (22/9) dihadiri ratusan undangan dari Muspida, masyarakat pewayangan, komunitas pencinta wayang, Guru-guru dan undangan lain.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid didampingi Wakil Walikota Malang dan beberapa anggota MPR RI memasuki tempat berlangsungnya pagelaran wayang kulit. Tampak hadir anggota MPR di antaranya Agus Bastian (Fraksi Partai Demokrat), Djuwarto (Fraksi Partai PDIP), Oelfah A. Syahrullah Harmanto (Fraksi Partai Golkar), Memed Sosiawan (Fraksi PKS), Martin Hutabarat (Fraksi Partai Gerindra), Djamal Aziz (Fraksi Partai Hanura) dan Muhammad Afnan Hadikusumo (Kelompok Anggota DPD).
Diawali dengan sambutan walikota yang dibacakan Wakil Walikota Malang Bambang Priyo Utomo mengatakan dengan digelarnya seni tradisional wayang kulit ini berarti kita juga peduli terhadap pelestarian kekayaan seni budaya bangsa dan lebih dari itu membentengi budaya bangsa dari serbuan budaya asing.
Kegiatan Sosialisasi yang dikemas dalam bentuk wayang kulit ini diharapkan bisa menjadi asas dan rambu-rambu dalam menyelesaikan segala permasalahan bangsa. Melalui acara ini dapat mempertajam pemahaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara ditengah percaturan kehidupan global, untuk nantinya dapat diImplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ujarnya.
Dilanjutkan dengan sambutan dari wakil Ketua MPR RI Ahmad farhan Hamid dan sekaligus membuka acara secara resmi mengatakan “kita telah mengenal kebudayaan wayang sebagai kebudayaan nasional yang diwariskan dari nenek moyang bangsa indonesia” wayang merupakan karya adiluhung sebagai hasil dari proses asimilasi dan akulturasi peradaban nenek moyang.
Cerita yang ada didalam pewayangan memiliki nilai luhur dan ajaran moral yang dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat sekaligus mengokohkan kepribadian kita sebagai bangsa indonesia. Pagelaran wayang dengan judul “Sang Kumbokarno” ini memberikan pemaknaan nilai-nilai akan pentingnya arti kesetiaan dan cinta kepada bangsa dan negara yang besar dengan keberagamannya. Uangkapnya
Lebih lanjut dikatakan sikap setia dan cinta kepada bangsa dan negara adalah modal penting bagi terwujudnya kemajuan negara ke arah yang lebih baik, yaitu negara yang kuat dalam ekonomi, politik, sosial dan budaya.
Pagelaran wayang kulit dimulai dengan penyerahan secara resmi tokoh wayang oleh Ahmad Farhan Hamid kepada dalang Ki Ardhi Poerbo Antono. Lakon “Sang Kumbokarno” ini menceritakan perang besar antara Raja Dasamuka dengan Ramawijaya, Raja Dasamuka yang enggan menyerahkan Dewi Shinta (Istri Ramawijaya) yang sebelumnya sengaja diculik menjadi penyebab terjadinya perang besar di negara Alengka. Raja Ramawijaya yang ikut serta dalam peperangan dengan gigih berupaya merebut kembali istrinya dan hal itu membuta Raja Dasamuka kewalahan.
Untuk menghadapi kesaktian Raja Ramawijaya, Dasamuka meminta bantuan Kumbokarno yang sangat sakti. Pada mulanya Kumbokarno menolak perintah Raja Dasamuka, karena ia mengetahui perilaku Dasamuka yang telah menculik Dewi Shinta adalah suatu kesalahan. Namun karena kesetiaan dan cintanya kepada bangsa dan negara, perintah Dasamuka pun dituruti. Adu kesaktian antara Kumbokarno dan Raja Ramawijaya pun terjadi, namun kesaktian Raja Ramawijaya tidak dapat dikalahkan Kumbokarno, ia pun tewas ditangan Raja Ramawijaya dan peperangan pun berakhir.
BIMTEK PENGEMUDI PELAKU WISATA
Sebagai upaya terus meningkatkan arus wisatawan Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang terus melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), diantaranya dengan menggelar bimbingan teknis (Bimtek) bagi pengemudi angkutan wisata Kota Malang yang dilaksanakan di Hotel Sahid Montana, Selasa (11/9).
Kepala Disbudpar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, SH, M.Si, mengungkapkan "diadakanya Bimtek ini sebagai upaya pembinaan pelaku wisatadalam menambah wawasan dibidang pariwisata. Dimana peran sopir bus dan taksi sangat besar dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan. Diadakannya kegiatan ini, sebagai bentuk mewujudkan Tri Bina Cita Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Kota Industri dan juga Kota Pariwisata yang berbudaya."
Kota Malang yang sangat strategis, maka kota ini memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pariwisata lokal maupun internasional.
Acara dibuka oleh Ketua Dektranasda Kota Malang, Dra. Hj. Heri Pudji Utami, M. AP dimana beliau mengatakan memberi apresiasi yang sangat positif terhadap kegiatan ini. Prestasi Kota Malang yang dapat memberi pelayanan pariwisata terbaik di Indonesia adalah sesuatu yang membanggakan. Sukses Kota Malang memberi pelayanan terbaik di bidang wisata tidak lepas dari peranan para driver. Karena itu rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya diberikan kepada para driver Kota Malang.

Kerjasama pemerintah, masyarakat dan pengusaha di Kota Malang yang saat ini sudah bagus harus ditingkatkan. Sebab dengan potensi Kota Malang yang begitu tinggi ke depan kota ini juga akan semakin berkembang diberbagai bidang termasuk di bidang ekonomi.












